BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Monday, 30 January 2012

JANJI BAGI ORANG BERIMAN


1. Dari Jabir ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: ”Ahli
surga itu makan dan minum di dalam surga, tetapi mereka
tidak buang air besar, tidak buang ingus dan tidak kencing,
tetapi apa yang mereka makan di dalam surga itu menjadi
sendawa seperti bau minyak Kasturi. Mereka diilhamkan
untuk bertasbih dan bertakbir sebagaimana mereka
diilhamkan untuk bernafas.”(HR. Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
”Allah Ta’ala berfirman: ”Aku menyediakan untuk hambahamba-
Ku yang salih, apa yang tidak pernah dilihat oleh
mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah
pula terbesik pada hati manusia.” Dan bacalah jika kalian
kehendaki: FALAA TA’LAMU NAFSUM MAA UKHFIYA LAHUM
MIN QURRATI A’YUN (Seorang pun tidak mengetahui apa
yang disembunyikan untuk mereka, yaitu berbagai nikmat
yang menyedapkan pandangan mata.”(HR. Bukhari dan
Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
”Kelompok pertama yang masuk surga itu menurut bentuk
bulan pada malam pertama, kemudian orang-orang di
belakangnya menurut bentuk bintang yang paling gemerlap
cahayanya. Mereka ini tidak kencing, tidak berak, tidak
meludah dan tidak membuang ingus. Sisir-sisir mereka adalah
emas, peluh mereka adalah minyak Kasturi, perapian mereka
adalah kayu gaharu yang sangat harum, isteri-isteri mereka
adalah bidadari-bidadari yang bening matanya. Bentuk besar
badan mereka sama rata, menurut bentuk kakek moyang
mereka Adam, enam-puluh hasta di langit.”(HR. Bukhari dan
Muslim)
Dalam riwayat Bukhari dan Muslim yang lain disebutkan: ”Bejana
mereka di dalam syurga terbuat dari emas, keringat mereka berbau
minyak Kasturi. Masing-masing dari mereka mempunyai dua isteri
yang dapat terlibat sumsum betisnya di sebalik daging mereka
sangat cantiknya. Di antara mereka tidak pernah terjadi
pertengkaran mahupun saling membenci. Hati mereka seperti orang
bersatu. Mereka senantiasa bertasbih kepada Allah baik pagi mahupun
petang.”

4. Dari Al Mughirah bin Ayu’ban ra., dari Rasulullah SAW., beliau
bersabda: Nabi Musa SAW bertanya kepada Tuhan:
”Bagaimana serendah-rendahnya tingkatan ahli syurga itu?”
Tuhan menjawab: ”Yaitu seseorang yang datang setelah ahli
syurga dimasukan ke dalam syurga, kemudian diperintahkan
kepadanya: masuklah kamu ke dalam syurga. Ia berkata:
”Wahai Tuhan, bagaimana saya harus masuk, sedangkan
manusia telah masuk pada masing-masing tempatnya dan
telah mengambil bahagiannya?” Dikatakan padanya: ”Puaskah
kamu bila disediakan bagimu seluas kerajaan seorang raja di
dunia?” Ia menjawab: ”Wahai Tuhan, saya puas.” Tuhan
berfirman: ”Bagimu seluas itu, sepadan dengan itu,” Sewaktu
Tuhan berfirman untuk yang kelima kalinya, ia berkata:
”Wahai Tuhan, saya puas,” Tuhan berfirman: ”Inilah
bahagianmu dan sepuluh kali dari itu, serta segala apa yang
diingini dan disenangi oleh nafsu dan matamu.” Ia berkata:
”Wahai Tuhan, saya puas”.Nabi Musa bertanya: ”Wahai
Tuhan, bagaimana setingi-tinggi tingkatan ahli surga itu?”
Tuhan berfirman: ”Yaitu orang-orang yang telah aku sediakan
kehormatan mereka dengan tangan-Ku dan kemudian Aku
tutup, sehingga tidak terlihat oleh mata, tidak terdengar oleh
telinga, dan tidak terlintas di hati manusia.”(HR. Muslim)

5. Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
”Sesungguhnya Saya mengetahui ahli neraka yang terakhir
keluar dari neraka dan ahli syurga yang terakhir masuk ke
dalam syurga, yaitu seorang yang keluar dari neraka dengan
merangkak, kemudian Allah Azza wa Jalla berfirman
kepadanya: ”Pergilah dan masuklah ke dalam syurga.”
Kemudian pergilah ia menuju syurga dan ia membayangkan
bahawa syurga itu telah penuh,” Maka ia kembali berkata:
”wahai Tuhan, saya mendapatkan syurga itu telah penuh.”
Allah Azza wa Jalla berfirman kepadanya: Pergilah dan
masuklah ke dalam syurga, karena bagimu seluas dunia dan
sepuluh kali lipat daripada dunia.” Kemudian ia berkata:
”Apakah Engkau mengejek saya atau mentertawakan saya,
sedangkan Engkau adalah Maha Raja?” Ibnu Mas’ud berkata:
”Sungguh saya melihat Rasulullah SAW tertawa sehingga
nampak gigi-gigi gerahamnya, serta beliau bersabda:
”Demikian itulah serendah-rendah tingkatan ahli syurga.”(HR.
Bukhari dan Muslim)

6. Dari Abu Musa ra., bahawasannya Nabi SAW bersabda:
”Sungguh, untuk orang mukmin di syurga disediakan kemah
yang dibuat dari satu mutiara berongga, tingginya di langit
enam puluh mil. Bila keluarga atau mukmin itu berada dalam
kemah tersebut, lalu ia mengitari mereka, maka satu sama
lain tidak dapat melihat.”(HR. Bukhari dan Muslim)

7. Dari Sa’id Al Khudriy ra., dari Nabi SAW., beliau bersabda:
”Sesungguhnya di dalam syurga itu ada sebuah pohon, yang
mana apabila seseorang berkenderaan kuda yang sangat
cepat larinya mengelilingi pohon itu selama seratus tahun,
niscaya ia tidak dapat mengelilinginya.”(HR. Bukhari dan
Muslim)
Bukhari dan Muslim di dalam kitab Sahih-nya juga meriwayatkan
dari Abu Hurairah ra., bahwasannya Nabi SAW bersabda: ”Orang
yang berkendaraan berjalan di bawah naungan selama seratus
tahun tidak dapat mengelilinginya.”

8. Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra., dari Nabi SAW., beliau
bersabda: ”Sesungguhnya ahli syurga itu dapat melihat
penghuni kamar-kamar yang berada di atas mereka,
sebagaimana mereka melihat bintang gemerlapab yang tinggi
pada kaki langit, baik di timur atau di barat, kerana kelebihan
yang ada para penghuni kamar-kamar itu.” Para sahabat
bertanya: ”Ya Rasulullah! Mungkin itu tingkat para Nabi yang
tidak dapat dicapai orang lain?” Jawab Nabi SAW: Benar,
tingkat orang-orang yang beriman kepada Allah dan
membenarkan para utusan-Nya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

9. Dari Abu Hurairah ra., bahawasannya Rasulullah SW bersabda:
”Sungguh jarak antara dua ujung panah adalah lebih baik dari
apa yang telah terbit hingga terbenam di atasnya
matahari.”(HR. Bukhari dan Muslim)

10. Dari Anas ra., bahawasannya Rasulullah SAW bersabda:
”Sesungguhnya di dalam syurga ada sebuah pasar yang mana
setiap hari Jum’at ahli surga mendatanginya. Maka mereka
tertiup angin selatan mengenai muka dan pakaian mereka,
kemudian mereka bertambah bagus dan indah. Lantas
mereka pulang untuk menemui isterinya dan bertambahlah
kebagusan dan keindahan mereka, kemudian isterinya
berkata: ”Demi Allah, engkau benar-benar bertambah bagus
dan indah.” Mereka pun menjawab: ”Dan kamu, demi Allah
sungguh telah bertambah bagus dan indah sepeninggal
kami.”(HR. Muslim)

11. Dari Sahl bin Sa’ad ra., bahawasannya Rasulullah
bersabda: ”Sesungguhnya ahli surga itu dapat melihat
tingkatan-tingkatan yang berada di atas mereka,
sebagaimana kamu dapat melihat bintang yang berada di
langit.”(HR. Bukhari dan Muslim)

12. Dari Sahl bin Sa’ad ra., ia berkata: ”Saya pernah
menyaksikan dalam suatu majlis dimana Rasulullah SAW
menceritakan tentang surga sampai selesai, kemudian pada
akhir ceritanya beliau bersabda: ”Di dalam syurga ada sesuatu
yang belum pernah terdengar oleh telinga dan belum terlintas
di dalam hati manusia, kemudian beliau membaca ayat:
TATAJAAFAA JUNUUBUHUM ’ANIL MAA UKHFIYA LAHUM MIN
QURRATI A’YUN (Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya
... sampai dengan ... Seorangpun tidak mengetahui apa yang
disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam
nikmat) yang menyedapkan mata).”(HR. Bukhari)

13. Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah ra., bahawasannya
Rasulullah SAW bersabda: ”Apabila ahli syurga telah masuk ke
dalam syurga, maka terdengarlah suara yang mengatakan:
Sesungguhnya kamu sekalian akan hidup dan tidak mati
selama-lamanya. Sesungguhnya kamu sekalian akan sihat
dan tidak akan sakit selama-lamanya. Sesungguhnya kamu
sekalian akan muda terus dan tidak akan tua selamalamanya.
Sesunguhnya kamu sekalian akan selalu diliputi
nikmat dan tidak terputus selama-lamanya.”(HR. Muslim)

14. Dari Abu Hurairah ra., bahawasannya Rasulullah SAW
bersabda: ”Sesungguhnya serendah-rendah tempat salah
seorang diantara kamu sekalian di dalam syurga yaitu
dikatakan kepadanya: ”Sebutkan keinginanmu.” maka ia
menyebutkan keinginannya dan menghitung keinginannya.
Kemudian ditanyakan kepadanya: Apakah kamu telah
menyebutkan semua keinginanmu?” Ia menjawab: ”Ya,
sudah.” Kemudian dikatakan kepadanya: ”Sesunguhnya
bagimu apa yang kamu inginkan dan yang sepadan dengan
apa yang kamu inginkan.”(HR. Muslim)

15. Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra., bahawasannya Rasulullah
SAW bersabda: ”Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman
kepada ahli surga: ”Wahai ahli surga!” Ahli syurga menyahut:
”Hamba senantiasa taat kepada-Mu, wahai Tuhan kami, dan
kebaikan ada pada kedua tangan (kekuasaan)Mu.” Allah
bertanya: ”apakah kalian senang?” Mereka menjawab:
”Bagaimana kami tidak merasa senang, sedangkan Engkau
telah memberi kami apa yang tidak Engkau berikan kepada
satupun dari makhluk-Mu yang lain.” Allah berfirman:
”Apakah sesuatu yang melebihi ini semua?” Allah berfirman:
”Aku turunkan keindahan-Ku kepada kalian, lalu tidak akan
murka kepada kalian sesudah itu selamanya.” (HR. Bukhari
dan Muslim)

16. Dari Jabir bin Abdullah ra., ia berkata: ”Kami sedang
berada di dekat Rasulullah SAW, lalu beliau memandang bulan
pada malam purnama dan bersabda: ”Sungguh, kalian akan
dapat melihat Tuhan dengan mata kepala, sebagaimana
kalian melihat bulan ini. Kalian tidak akan tertimpa bulan
dalam melihat-Nya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

17. Dari Shuhaib ra., bahawasannya Rasulullah SAW
bersabda: ”Apabila ahli syurga masuk syurga, maka Allah Ta’ala
berfirman: ”Apakah kalian menginginkan sesuatu untuk aku
tambahkan?” Ahli surga menjawab: ”Tidakkah Engkau telah
mencemerlangkan wajah-wajah kami, bukankah Engkau telah
memasukan kami ke dalam syurga dan menyelamatkan kami
dari api neraka?” Lalu Allah menyingkap hijab, maka tidak
satupun yang diberikan kepada mereka, yang lebih mereka
sukai daripada memandang kepada Tuhan mereka.”(HR.
Muslim)

Sunday, 29 January 2012

Ciri-Ciri sahabat yang baik


- Jika engkau berbakti kepadanya, dia akan melindungi kamu.

- Jika engkau rapatkan persahabatan dengannya, dia akan membalas balik persahabatan kamu.
- Jika engkau memerlu pertolongan daripadanya, dia akan membantu kamu.


- Jika engkau menghulurkan sesuatu kebaikan kepadanya, dia akan menerimanya dengan baik.


- Jika dia mendapat sesuatu kebajikan (bantuan) daripada kamu, dia akan menghargai atau menyebut kebaikan kamu.


- Jika dia melihat sesuatu yang tidak baik daripada kamu, dia akan menutupnya.


- Jika engkau meminta bantuan daripadanya, dia akan mengusahakannya.


- Jika engkau berdiam diri (kerana malu hendak meminta), dia akan menanyakan kesusahan kamu.


- Jika datang sesuatu bencana menimpa dirimu, dia akan meringankan kesusahan kamu.


- Jika engkau berkata kepadanya, nescaya dia akan membenarkan kamu.


- Jika engkau merancangkan sesuatu, nescaya dia akan membantu kamu.


- Jika kamu berdua berselisih faham, nescaya dia lebih senang mengalah untuk menjaga kepentinga persahabatan.


- Dia membantumu menunaikan tanggungjawab serta melarang melakukan perkara buruk dan maksiat.


- Dia mendorongmu mencapai kejayaan di dunia dan akhirat.

Wednesday, 25 January 2012

5 kategori marah


RASULULLAH dalam satu hadis diriwayatkan Abu Hurairah: “Bahawa seorang lelaki datang kepada Nabi Muhammad lalu berkata: ‘Berwasiatlah kepadaku ya Rasulullah’. Lalu baginda bersabda: ‘Jangan engkau marah’. Baginda mengulanginya tiga kali.”
Setiap manusia mempunyai sifat marah dan sabar sebenarnya adalah penghalang sifat itu. Bagaimanapun, kesabaran ada had dan batasnya, apabila hilang sabar maka timbullah kemarahan.
Menurut Imam al-Ghazali, sikap marah ialah nyalaan api yang bersumber daripada api Allah SWT yang menyala dan menjulang tinggi sampai naik ke hati.
Ada lima kategori marah iaitu cepat marah atau marah tidak bertempat, marah pertengahan (mampu mengawal marahnya atau marah bertempat), marah sederhana, tidak tahu marah dan marah keterlaluan.
Imam al-Ghazali mengatakan, ada 10 punca menjadi penyebab sifat marah iaitu rasa bangga diri, takjub kepada peribadi sendiri, berlebihan dalam gurau senda dan melampaui batas, bercakap perkara sia-sia selain gemar membuat fitnah.
Lima lagi puncanya ialah gemar berbantah dalam sesuatu perkara, khianat, tamak kepada harta juga pangkat, gagal mengendalikan nafsu dan emosi serta hasad dengki selain iri hati.
Apabila seseorang itu marah, pergerakan fizikalnya turut berubah. Api kemarahan yang semakin memuncak menyebabkan percakapannya menjadi kuat, kata-kata tidak teratur, bahasanya lucah, kasar dan bersifat menghina juga merendah-rendahkan orang yang dimarah dan pelbagai lagi.
Marah bukan berlaku pada orang yang kebanyakan saja, malah individu yang punya kedudukan atau status seperti ustaz, ustazah, guru, ulama, doktor dan sebagainya.
Persoalan akhlak, maruah diri dan undang-undang tidak lagi menjadi penilaian kerana yang penting ‘sikap aku betul, orang lain salah’.
Kadangkala orang ramai boleh menilai bahawa individu berkaitan itu ada sifat mazmumah seperti ego, tidak menerima kebenaran, berbangga dengan kedudukan, jawatan, sijil, ijazah, ilmu yang dimiliki, sedangkan semua ilmu itu menjadi amanah Allah SWT. Inilah marah yang dikeji.
Marah yang dipuji adalah marah pertengahan iaitu marah bertempat. Contoh, seorang bapa marah kepada anaknya yang tidak mahu bersolat atau menutup aurat. Rasulullah SAW mengajar kita dalam hadisnya: “Suruhlah anak kamu bersolat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka yang tidak mahu bersolat ketika berumur 10 tahun dan pisahkan mereka dari tempat tidur.” Marah kepada mereka yang memusuhi Islam sehingga kita boleh mengisytiharkan berperang. begitu juga dalam mencegah kemungkaran. Kita perlu ada marah dalam hal itu.
Contoh marah pertengahan berlaku dalam sejarah ialah ketika Saidina Ali terbabit dalam satu peperangan di mana beliau hampir hendak memenggal leher musuhnya dan tiba-tiba musuhnya meludah mukanya.
Lalu Saidina Ali tidak jadi memenggal lehernya. Maka musuhnya berasa pelik lalu bertanya Saidina Ali mengapa tidak jadi membunuhnya.
Maka Saidina Ali menjawab: “Aku takut bahawa aku membunuhmu bukan kerana Allah SWT tetapi kerana marah kepada kamu kerana kamu meludahku.” Hebatnya Saidina Ali masih lagi menggunakan pertimbangan akal dan syariat walaupun ketika marah. Sama-sama kita renungkan di mana kategori marah kita selama ini untuk kebaikan masa akan datang.

Tuesday, 24 January 2012

Kelebihan berzikir



1. Zikir menjauhkan syaitan dan melemahkan kekuatannya.

2. Zikir menyebabkan Allah redha

3. Zikir menjauhkan dukacita daripada hati manusia

4. Zikir menggembirakan hati

5. Zikir menguatkan badan dan menyeronokan sanubari

6. Zikir memurahkan rezeki

7. Zikir adalah sinaran hati dan muka

8. Zikir adalah membawa orang yang berzikir itu kepada kehebatan dan
kegagahan yakni dengan memandang wajahnya seseorang merasa gentar

9. Zikir melahirkan cinta sejati kepada Allah kerana cinta itulah roh islam, jiwa agama, dan sumber kejayaan dan kebahagiaan. Zikrullah itu merupakan pintu cinta Ilahi.

10. Zikir adalah mendatangkan hakikat Muraqabah dan Muraqabah itu membawa seseorang kepada martabat ihsan. Dengan adanya martabat ihsan maka manusia dapat beribadat kepada Allah dalam keadaan yang seolah-olah ia melihatNya

11. Zikir membawa seseorang kepada penyerahan diri dengan sebulat-bulatnya kepada Allah. Dengan ini lama kelamaan maka setiap urusan dan dalam setiap keadaan Allah menjadi pelindung dan pembantu baginya.

12. Zikir adalah membawa seseorang kepada Takarrub (mendekatkan diri) kepada Allah. Jika zikir itu bertambah banyak maka dengan sendirinya ia bertambah dekat kepada Allah dan semakin bertambah lalai daripada berzikir maka dengan sendirinya ia bertambah jauh dari Allah.

13. Zikir adalah membuka pintu makrifat Allah.

14. Zikir melahirkan keagungan dan kehebatan Allah dan semangat merapatkan diri kepada Allah.

Monday, 23 January 2012

Bulan Safar



BULAN Safar adalah bulan kedua mengikut perkiraan kalendar Islam yang berdasarkan tahun Qamariah (perkiraan bulan mengelilingi bumi). Safar ertinya kosong. Dinamakan Safar kerana dalam bulan ini orang-orang Arab sering meninggalkan rumah mereka menjadi kosong kerana melakukan serangan dan menuntut pembalasan ke atas musuh-musuh mereka. Antara peristiwa-peristiwa penting yang berlaku dalam sejarah Islam pada bulan ini ialah Peperangan Al-Abwa pada tahun kedua Hijrah, Peperangan Zi-Amin, tahun ketiga Hijrah dan Peperangan Ar-Raji (Bi'ru Ma'unah) pada tahun keempat Hijrah.
Di dalam bulan ini juga ada di kalangan umat Islam mengambil kesempatan melakukan perkara-perkara bidaah dan khurafat yang bertentangan dengan syariat Islam. Ini kerana menurut kepercayaan turun-temurun sesetengah orang Islam yang jahil, bulan Safar ini merupakan bulan turunnya bala bencana dan mala- petaka khususnya pada hari Rabu minggu terakhir. Oleh sebab itu setiap tahun mereka akan melakukan amalan-amalan karut sebagai cara untuk menolak bala yang dipercayai mereka itu.
Antara amalan khurafat yang pernah muncul di alam Melayu ialah upacara Pesta Mandi Safar. Amalan ini menjadi popular suatu waktu dahulu. Apabila tiba bulan Safar, umat Islam terutamanya yang tinggal berhampiran dengan pantai atau sungai akan mengadakan upacara mandi beramai-ramai dengan kepercayaan perbuatan berkenaan boleh menghapuskan dosa dan menolak bala. Pada biasanya amalan mandi Safar ini dilakukan pada hari Rabu minggu terakhir dalam bulan Safar.
Selain daripada amalan tersebut, kebanyakan umat Islam pada masa ini, khususnya orang-orang tua di negara ini tidak mahu mengadakan majlis perkahwinan dalam bulan Safar kerana mereka berpendapat dan mempercayai bahawa kedua-dua pengantin nanti tidak akan mendapat zuriat. Amalan dan kepercayaan seperti itu jelas bercanggah dengan syariat Islam serta boleh menyebabkan rosaknya akidah.
Sebenarnya nahas atau bala bencana itu tidaklah berlaku hanya pada bulan Safar sahaja. Kepercayaan karut itu telah ditolak dan dilarang dengan kerasnya oleh agama Islam sebagaimana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surah At-Taubah ayat 51 yang tafsirannya: 
"Katakanlah (wahai Muhammad), tidak sekali-kali akan menimpa kami sesuatu pun melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung yang menyelamatkan kami dan (dengan kepercayaan itu) maka kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal.''
Mengamalkan perkara-perkara khurafat atau kepercayaan karut adalah nyata ditegah oleh syarak di samping ketiadaan manfaatnya ia boleh merosakkan akidah seseorang dan ia juga menambahkan amalan-amalan bidaah yang buruk. Oleh yang demikian, umat Islam hendaklah melemparkan sangkaan atau kepercayaan karut tersebut supaya kita terlepas daripada amalan-amalan yang boleh membawa kepada syirik

Sunday, 22 January 2012

Alim Ulama Adalah Pewaris Para Nabi


Perkataan ulama merupakan kata jamak dari kata dasar alim bermaksud seseorang mempunyai ilmu pengetahuan yang sangat mendalam. Ini berbeza dengan perkataan alim yang beerti orang yang mengetahui akan tetapi belum tentu orang itu mendalami.

Perkataan ulama ini telah disebutkan pada beberapa tempat di dalam al-Quran al-Karim dan al-Hadis SAW. samaada secara langsung ataupun tidak yang menunjukkan bahawa ulama adalah individu-individu terpilih yang menguasai ilmu Allah Taala dengan mendalam dan memiliki akhlak terpuji.

Oleh itu, ulama yang saya maksudkan di sini ialah seseorang pakar yang mempunyai ilmu pengetahuan berkenaan dengan agama Islam secara mendalam dengan syarat-syarat tertentu sebagai ulama.
Para ulama ialah mereka yang mampu menyingkap dan memahami dalil-dalil daripada al-Quran al-Karim dan al-Hadis SAW dengan sempurna.

Mereka juga bukan sahaja setakat memahami dalil-dalil dan penjelasan daripada ulama silam, bahkan ada diantara mereka menghafal ratusan ribu hadis, matan-matan ilmu dan sebagainya lagi untuk melayakkan mereka diistilahkan sebagai seorang ulama.

Mereka sentiasa istiqamah dan melazimi ilmu-ilmu yang mereka perolehi itu dengan ikhlas yang diajarkan kepada mereka bersumberkan dari Rasulullah SAW. Agama Islam telah mengiktiraf ulama sebagai pewaris para nabi sepertimana yang terdapat di dalam sebuah hadis:

Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambil (warisan ilmu) tersebut ia telah mengambil habuan yang paling sempurna. - Riwayat Ahmad, al-Tirmizi, Abu Daud dan Ibnu Majah 

Oleh itu, dapatlah kita simpulkan di sini bahawa ulama adalah golongan yang mendapat kelebihan dan kemuliaan di sisi agama Islam dengan mengiktiraf mereka sebagai pewaris para nabi.
Memandangkan ulama mendapat tempat yang istimewa juga di dalam masyarakat, maka ramailah pula golongan tertentu seolah-olah mendakwa diri mereka sama tarafnya dengan ulama sedangkan mereka baru sahaja mengecapi permulaan memahami ilmu-ilmu Islam.
Golongan seperti inilah yang akan merosakkan syariat agama sedikit demi sedikit daripada mengikut manhaj para ulama yang sebenarnya.

Saturday, 21 January 2012

ANDAI KATA LEBIH PANJANG LAGI



Suatu hari Rasulullah s.a.w. menghantar jenazah seorang sahabat sampai ke kubur. Apabila Baginda kembali, beliau singgah sebentar untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap sabar dan tawakkal menerima musibah itu.

Kemudian, Rasulullah s.a.w. berkata, "Tidakkah Allahyarham mengucapkan wasiat sebelum wafatnya?"

Si balu menjawab, "Aku mendengar dia mengatakan sesuatu di antara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang ajal."

"Apa yang dikatanya?"

"Aku tak tahu, ya Rasulullah, apakah ucapannya itu sekadar rintihan sebelum mati, atau pekikan pedih kerana dahsyatnya Sakaratul Maut. Cuma, ucapannya memang payah difahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong."

"Bagaimana bunyinya?" desak Rasulullah s.a.w..

"Dia mengatakan andai kata lebih panjang lagi, andai kata masih baru, andai kata semuanya…, hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung dibuatnya.

Rasulullah s.a.w. tersenyum.

"Sungguh yang diucapkan suamimu itu tidak keliru. Suatu dia sedang bergegas untuk ke masjid untuk melaksanakan solat Jumaat. Di tengah jalan, dia berjumpa dengan seorang buta dengan tujuan yang sama. Maka, suamimu memimpinnya hingga sampai ke masjid. Tatkala, hendak menghembuskan nafas penghabisan, dia menyaksikan pahala amal solehnya itu, lalu dia pun berkata, "Andainya lebih panjang lagi." Maksudnya, andai lebih panjang lagi, pasti pahalanya lebih besar pula."

"Ucapan lainnya Ya Rasulullah?" Tanya si isteri mulai tertarik.

Rasulullah s.a.w. menjawab, "Adapun ucapan yang kedua dikatakannya,ketika dia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu dia pergi ke masjid pagi-pagi, sedangkan cuaca dingin sekali, di tepi jalan dia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka, dia mengambil mantelnya yang lama, diberikan kepada lelaki itu. Dan mengambil mantelnya yang baru lalu dikenakan pada badannya sendiri. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga dia pun menyesal dan berkata, "

Cuba andaikan yang kuberikan padanya bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi." Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya.

"Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksudnya ya Rasulullah?" Tanya si isteri semakin hendak tahu.

Rasulullah s.a.w. menjelaskan, "Ingatkah kamu pada suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Engkau menghidangkan roti yang telah dicampur dengan daging. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba-tiba seorang musafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membahagikan rotimu menjadi dua potong, yang sebelah diberikan kepada musafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan nazak, dia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalannya itu. Kerananya, dia pun menyesal dan berkata, " Kalau aku tahu begini hasilnya, musafir itu tidak aku berikan separuh. Sebab andai kata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti ganjaranku akan berlipat ganda."

Maksud Ayat 110 Surah al-Baqarah;

" Dan laksanakanlah solat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Moral: "Hakikatnya, memang itulah keadilan Alllah. Kalau kita berbuat baik, sebetulnya kita berbuat baik kepada diri kita sendiri. Dan kalau kita berbuat jahat, sebetulnya kita telah berbuat jahat kepada atas diri kita sendiri pula."

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...