KITA SERING MEMFOKUSKAN DIRI PADA APA YANG KITA INGINKAN, BUKAN PADA APA YANG KITA MILIKI.
Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah, kenderaan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik.
Tapi anda masih merasa kurang. Fikiran anda dipenuhi berbagai target dan keinginan.
Anda begitu obsesi oleh rumah yang besar dan indah, kereta mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak wang.
Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya.
Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat.
Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi.
Jadi, betapa pun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA" dalam erti yang sesungguhnya.
Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang ''kaya''.
Orang yang ''kaya'' bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki.
Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyedari bahawa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan fokus pada apa yang sudah kita miliki.
Cubalah lihat keadaan di sekeliling Anda, fikirkan yang miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.
Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik, pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.
Seorang pengarang pernah mengatakan, ''Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.'' Ini perwujudan rasa syukur.
Ada cerita menarik mengenai seorang nenek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rosak. Suatu pagi ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si nenek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.
Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah. . .
♥●♥_◕_♥●♥
KECENDERUNGAN MEMBANDING-BANDINGKAN DIRI KITA DENGAN ORANG LAIN.
Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita. . . .
Ada cerita menarik mengenai dua pesakit rumah sakit jiwa. Pesakit pertama sedang duduk termenung sambil berkata, ''Lulu, Lulu.'' Seorang pengunjung yang kehairanan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si doktor menjawab, ''Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu.'' Si pengunjung mengangguk, tapi begitu lalu di katil lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, ''Lulu, Lulu''. ''Orang ini juga punya masalah dengan Lulu? '' tanyanya kehairanan. Doktor kemudian menjawab, ''Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.''
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Kerana itu bersyukur merupakan kualiti hati yang tertinggi.
Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, ''Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di seberang. Kalau berjaya selamat, saya sangat bahagia kerana dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia kerana saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di syurga.''


0 comments:
Post a Comment